• 11 gr kopi bubuk
  • 110 ml air bersih
  • 80 ml susu murni

Hmmmh… aroma cappuccino menyapa embun pagi, merangsang jiwa melalui indera. Kopi yang berbalut susu menemani, kantuk yang menyeruak pun perlahan merayap pergi seiring memudarnya hawa dingin. Senyum pun tiba bersama kepuasan. Kepuasan membawa kebahagiaan. Ah ini dia kind of morning that gonna last ’till afternoon. Pagi hari yang ceria biasanya terbawa hingga senja.

Alat sederhana ini sudah menemani saya lebih dari setengah tahun. Dulu saya dapatkan alat ini di sebuah departemen store yang sedang sale. Banderol harga saat itu terpaut cukup jauh dengan banderol harga Mukka Express sekarang. Cappuccino yang dihasilkan memang bukan jawara tetapi konsistensi rasa yang dihasilkan, membuat saya jatuh hati. Tidak sreg rasanya jika pagi hari tidak diawali dengan secangkir cappuccino hangat.

Bagaimana cappuccino yang dihasilkannya? Well, bisa dideskripsikan sebagai cappuccino rumahan, milk foam melimpah namun kasar. Banyak butiran udara dan bergantung pada susu yang digunakan. Semakin segar susunya maka semakin bagus dan banyak milk foam yang dihasilkan. Favorite saya menggunakan Gr***fie**s. Pernah menggunakan menggunakan susu U*t*a namun kecewa. Yah jadi kalau Gr***fie**s tidak ada maka pilihannya hanya susu In***ilk atau Di***nd. Ingat, susu segar itu tidak tahan lama. Selalu pilih susu yang basi dalam beberapa hari.

Mukka Express menggunakan prinsip yang sama dengan Moka Pot, yaitu memanfaatkan uap steam untuk mengekstrak bubuk kopi. Pada Mukka, steam dimanfaatkan pula untuk menghasilkan milk foam. Jika dibandingkan dengan jajaran produk Bialetti lainnya, alat ini memiliki teknologi mekanis yang paling maju namun tidak demikian halnya dengan kualitas kopi yang dihasilkan. Selain Cappuccino, Mukka Express bisa dipakai untuk membuat Latte dan kopi kental seperti pada Moka Pot. Nah, jika hanya dipakai membuat kopi.. kopi yang dihasilkan Mukka selalu punya ciri khas, yaitu aroma smoky yang kuat. Saya sendiri kurang suka karena selera saya adalah mencium harumnya kopi, bukan asap. So I prefer Brikka to make a cup of intense coffee.